Senin, 04 November 2013

CERMIN (Cerita Mini)


Kesedihan Arinda

Cerita ini hanya fiktif belaka, apabila terdapat kesamaan nama, tokoh, tempat, dan peristiwa. Bukan hal itu yang dimaksudkan. Itu adalah unsur ketidaktahuan dan ketidaksengajaan penulis :D So, enjoy and check it dot :)
*****

“Berharga mana apa yang aku kasih ke kamu dengan semua barang-barang, teman-teman, dan kesibukan kamu itu? Arrgghh, semestinya aku tidak bertanya seperti itu. Aku tahu semua yang aku berikan kepadamu tak pernah kamu anggap dan sama sekali tak berarti apa-apa bagimu.” Arinda kembali meneteskan air mata. Dia tidak menyangka hubungan yang dirajutnya bersama Fahri kekasihnya akan berakhir seperti ini.

Rinda kembali memejamkan matanya yang berlinang air mata itu. Sebuah memori kembali terlintas dalam kenangan pikirannya. Memori yang membuat hatinya teriris, ketika Fahri lebih memilih temannya daripada dirinya dan kini teman yang dibanggakannya itu mengkhianatinya. Bagaimana mungkin Rinda tidak merasa sakit dengan kejadian itu? Kejadian yang tak bisa dilupakannya. Pilihan Fahri yang selalu membuatnya kecewa.

Air mata Arinda menetes membasahi bantalnya. Dibalik matanya yang terpejam, air mata itu terus mengalir. Kesakitan yang dirasakannya tak dapat dilupakan. “Aku sudah memberikan semua kepadamu, kasih sayangku, perasaanku yang tulus. Tapi, kenapa kamu memperlakukan aku seperti ini?” dia bergumam dalam tangisnya.

Kejadian yang tak jauh berbeda, ketika Rinda memberi pilihan kepada Fahri. Memilih antara dirinya dan kegiatan organisasinya. Fahri kembali mencampakannya. Begitu sakit hati Rinda mengingat semua hal itu.  Ini bukan yang pertama ataupun kedua kalinya. Sudah sering Fahri membuatnya kecewa. Kebersamaan indah yang pernah dirajutnya bersama Fahri tak bisa lagi menghapuskan rasa kecewanya. Kata-kata mesra yang dilontarkan oleh Fahri yang dapat membuatnya tersenyum, kini tak berguna lagi. “Aku akan mencoba menjadi imam yang terbaik untukmu.” Sebuah janji yang dilontarkan Fahri saat pertama mereka jadian. Dia menaruh harapan besar dan kepercayaan kepada Fahri. Tapi, semua harapan itu sirna. Hal itu hanya sekedar janji belaka. Janji palsu yang terlontar dari mulut manis Fahri.

“Aku tak memiliki apa-apa dan dengan gampangnya kamu mencampakan aku.” Ucapnya sambil terisak. Hidup Rinda seakan dibuat berantakan oleh orang yang semestinya mendekap dirinya dengan penuh kasih sayang. Rasa sayang Arinda terhadap Fahri hanya bertepuk sebelah tangan. Fahri hanya mempermainkannya. Dia hanya kesenangan sesaat bagi Fahri. Hatinya semakin sakit menghadapi kenyataan pahit ini. “Jangan nangis lagi! Lupain dia, Rin.” Saran Anggi sahabat Arinda. Saran itu tiba-tiba terlintas dalam benaknya.

Arinda sudah muak dengan sikap Fahri terhadapnya. Keputusan untuk berpisahpun telah diambilnya. Komitmennya bersama Fahri kini hanya tinggal kenangan saja. Rinda menyeka air matanya yang sedari tadi mengalir bak aliran air sungai. Dia beranjak dari pembaringannya. “Life must go on Rinda. Jangan tangisi dia yang tak pernah peduli kepadamu.” Dia mencoba menguatkan dirinya kembali. Dia menghela napas panjang dan sebuah senyum terlukis dibibirnya lagi. “Ini hanya masalah waktu,” gumamnya.

Forget the memories !

Lumpuhkanlah ingatanku, hapuskan tentang dia..
Hapuskan memoriku tentang dia..
Hilangkanlah ingatanku, jika itu tentang dia..
Kuingin ku lupakannya..

Hufft, numpang nyanyi dulu nih :D
Kayaknya isi blog saya untuk beberapa saat ini temanya galau-galauan deh :D But, calm ! Ini adalah proses penyesuaian kesendrian aja (gaya banget gue). Berharap nggak berlama-lama di posisi ini . Nyeesek ! Kita nggak pernah tau apa yang orang lain pikirkan dan rasakan ?
Ini tentang kekuatan hati , ketika kamu menyanyangi seseorang yang bisa jadi orang itu nggak sayang sama kamu nggak kebayangkan sakit hatinya kayak gimana ? Apalagi , jika kamu hanya untuk permainan hati saja . wuiihh , makin sakit hati tuh..

Orang-orang disekitarku mungkin bisa berkata "hilang 1 tumbuh seribu" (kata temen gue) Itu kalo tumbuh , kalo semuanya layu, yah nggak bisa . Nggak segampang itu untuk MOVE ON.. Butuh waktu dan tentunya proses adaptasi yang luar biasa . Saya ingat ketika, kata sayang itu terlontar darimu.. Aku butuh waktu beberapa hari untuk memutuskan. Itu termasuk proses adaptasi MOVE ON :D Karena aku tidak ingin, ketika hubungan itu terjalin ada titik celah masa lalu yg masih bisa mengintip hari-hari kita bersama (itu tentang hatiku, entah denganmu?)

Yah, aku mencoba menetralisis hatiku dari segala hal tentangnya yang dulunya kusimpan rapi... Itu hanya untuk hubungan kita yang lebiih baik :) Tentu saja aku tidak pernah mengira akan berrakhir seperti ini.. Didn't is my mind..  Ini luka hati yang paling mengiris.. Tapi untung aja, hatiku masih kuat menahannya (meskipun nangis-nangis)... Aku mencoba menyembunyikan semua rasa ini dari orang-orang disekelilingku. Taapi, nggak tau darimana mereka seakan membaca beban hati dan pikiran yang menggerogotiku...

Temen-temen di kampus aja bilang "disaat seperti ini, kamu masih bisa senyum yah, tertawa bersama" (mereka nggak tau kalo hati gue nangis). Ku katakkn kepada mereka, "seandainya hanya dengan memegang seseorang kita bisa merasakan sakitnya, maka kalian akan menangiis ketika memegangku" :)
Aku mencoba kuat untuk melupakan hal-hal bersamamu selama satu tahun lebih ini..

(nyanyi lagi ahh)
Lumpuhkanlah ingatanku, hapuskan tentang dia..
Hapuskan memoriku tentang dia..
Hilangkanlah ingatanku, jika itu tentang dia..
Kuingin ku lupakannya..
Kau diamkan aku..
Kau tinggalkan aku..
>>GEISHA : Lumpuhkanlah ingatanku<<

Aku tak ingin meratapinya. Life must go on ! Meskipun tak akan sama dengan kondisi normalku, namun seetidaknya aku menjalani kehidupanku ;)

Jumat, 01 November 2013

Ini perasaanku yang tak akan pernah kau pahami, sebelum kau merasakannya.

Hari ini keputusan buat jalan sendiri2 udah deal..
Nyesek? Iyalah, pasti. Nyesel? Mau d apalagi. Ini kenyataan yang emang harus diterima. Baik gue maupun elo..
nggak pengen sakit hati lagi, nggak pengen kecewa lagi dgn sejuta harapan yang kamu kasih (sama aja lo kayak cowok lain PHP).
Rasanya pengen gila.. Arrrggghhhh..
Ini karena gue nggak tau gimana jadinya kehidupan esok tanpa elo di dekat gue.. Tapi, gue nggak bakalan balik. Iya, nggak akan balikan lagi sebelum semua janji2 kamu di tepatin !
Kali ini gue kembali mencoba egois setelah sekian lama lo (yang merasa ngertiin gue) nggak pernah mengerti tentang apa yg gue rasain...
Lo selalu bilang kalo gue yg nggak pernah ngertiin alo... Sebenarnya sangat mudah untuk memahamimu, jika saja kamu bisa memahami aku..
Tapi sayangnya nggak.. Lo nggak pernah bisa dan nggak pernah mau memahami gue..
Ahh, bulshit !
Semua yg lo katain itu bulshit ! Pengen banget gue benturin nih kepala keras22 biar gue lupa semua tentang lo dan kenangan (gue sebut kenangan, nggak tau kalo sama elo) antara kita...
Gue pengen memungut kembali memori22 tentang dia yang udah gue buang percuma demi elo..
Gue pengen dia kembali ada dikehidupan gue... meski harus menunggu lama, setidaknya dia tak mengumbar janji politik...
Arrgggghhh.....
Berharap ketika besok gue terbangun semua tentang elo udah hilang dari ingatan gue....
I want to start my life again without you...
I will not go back into place shedding million promise.