Kawan.....
aku berharap, berikhtiar dan berdo'a, smoga suatu hari nanti saat aku sudah merasa cukup dengan pendakianku, sat aku sudah bangun dari kelelahanku, saat aku sudah tegar dalam pijakanku aku bisa menemukan, merangkai dan menyalakan sebuah api unggun seperti yg pernah kau katakan Kawan...
kawan...
Inginku, api unggunku tidaklah harus besar.. karna aku takut akan membakar diriku seperti masa lalu....
Inginku, api unggunku tidaklah harus megah.. karna aku takut akan membutakan diriku seperti masa lalu...
Inginku, api unggunku yang biasa saja, yang sederhana ... yang cukup bisa menjaga ku dalam kesunyian.. yang cukup bisa menghangatkanku dari kebekuan.. yang cukup bisa menemaniku sampai kepuncak gunung, kepuncak kehidupan...
kawan.....
cukuplah aku dengan api unggun kecilku.. yang selalu menghangatkan walaupun sederhana...
cukuplah aku dengan api unggun kecilku.. yang selalu memberikan harapan walau sederhana...
cukuplah aku dengan api unggun kecilku.. yang selalu menuntunku memberikan penerangan menuju Tuhanku walau sederhana....
kawan....
aku tidak perlu rembulan yang terlalu sempurna.. hingga menempatkanku di pojokan...
aku tidak perlu rembulan yang terlalu anggun... hingga menyingkirkanku dalam kesunyian...
aku tidak perlu rembulan yang terlalu jauh untuk ku gapai .. hingga melemparkanku dalam keputusasaan..
kawan...
sungguh aku tidak perlu rembulan yang dipuja banyak orang, karena aku tau sinarnya adalah pantulan, karena aku tau kesempurnaanya adalah khayalan, karena aku tau keanggunannya adalah pulasan.
sungguh walau sederhana aku hanya butuh api unggun kecilku, karena aku tau kehangatanya adalah nyata, karena aku tau harapanya adalah nyata, karena aku tau keberadaanya adalah nyata, karena aku tau!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar