Kamis, 19 Desember 2013

Picture Messaging

Udah setahun lebih yah, masih seumur jagung :) Masih banyak rintangan yang harus dilalui. Itu jika kamu mau melaluinya ^^
Titik jenuh mungkin sudah ada menggerogotimu...
Aku tidak :)
Justru yang menjadi sesuatu yang menghantui.ku sekarang adalah sikapmu yang jauh berubah..
Ada apa ?
Apa aku membosankan ?
Apa kamu sudah punya yang lain ?
Itu menjadi pertanyaanku..
Dan pertanyaan besar dalam batinku adalah "APAKAH KOMITMEN ITU MASIH ADA?"

Beberapa pesan gambar ini mengena di hatiku :)


Sudah beberapa kali aku mencoba untu melepasmu... Dengan alasan, aku lelah dengan semua ini... Tapi, rasa sayang itu tetap menguatkanku :) Entah sampai kapan dia akan membuatku kuat dan bertahan dalam situasi yang sudah tak seperti dulu lagi ?



Bagaimana caramu memandangku sekarang ? Hanya sebelah mata ? Yah, itu yang aku rasakan. Aku marah ! Iya, aku terkadang marah padamu dan keadaanku sendiri yang tak bisa aku jelaskan. Ketika aku ingin mengerti kamu, kamu sama sekali tak membiarkanku. Sangat mudah. Pernah ku katakan sebelumnya, ketika kau mengerti tentangku, maka aku akan mengerti tentangmu. Tapi, pada kenyataannya, kamu sama sekali tidak ingin mengerti. Jika aku sudah benar-benar menyerah pada dan tak dapat lagi dikuatkan oleh perasaanku sendiri, Pesan gambar itu akan menjadi pesan untukmu. Pahamilah !
Apa kamu merasakannya? Ini menyiksaku, membuatku gelisah. Aku tak menuntut kamu menghubungiku setiap hari. Tapi jujur ku katakan, aku kehilangan ini. Hal pertama yang kamu lakukan padaku dulu. Semua berubah :( Tak apa berubah, tapi bukan yang seperti ini.


Aku egois ? yah, terkadang aku harus seperti itu. Itu cara ku mendapat perhatiaanmu. dan ketika aku sudah lelah memilih, dan ketika apa yang kau ucapkan hanya sekedar janji saja, maka akan ku biarkan semuanya dan kusebut itu kebebasan untukmu :)
keegoisan yang kulakukan, hanya untuk ini. Kembali diperhatikan olehmu. Marah, nangis, bertingkah konyol? Itu caraku mendapatkan kembali perhatianmu. Perhatianmu yand seperti dulu.. bahkan ketika aku menganggapmu tak mengerti perasaanku, itu ungjkapan bahwa aku benar-benar butuh diperhatikan olehmu. Sungguh, aku lupa bagaimana rasanya diperhatikan ? Sudah lama, akutak mendapatkannya darimu.






Pesan gambar ini menggambarkan semua tentangmu sekarang. Ketika aku marah dan kamu pun marah, kamu akan membiarkannya saja :( Terkadang aku ingin kamu yang mengulurkan tanganmu untukmu. Karena disaat aku marah, ada rasa lelah dalam batinku. kamu yang sepertinya hobby sekali membuatku menangis. Entah aku salah apa padamu? Begtu banyak alasan bagimu untuk membuat air mataku mengalir, melukiskan kecewa dalam hatiku, menghantui pikirankku dengan perasaan sedih. Kenapa ? dan saat itu, buka uluran tanganmu yang menghapus air mataku, tapi justru uluran tangan orang lain yang tak ingin melihat setetespun air mata mengalir dari kelopak mataku. Apa komitmen itu hanya sekedar di mulut saja? Apa aku akan tetap teguh menopangnya, ketika kamu hanya melihat saja?  Seperti inikah perasaanmu kepadaku ? Ketika dulu kau menguatkanku untuk melalui titik jenuh ini, ketika dulu kamu meyakinkan atas komitmen itu, katika kamu memberikan kehangatan yang membuatku menaruh harapan kepadamu. Dan ternyata, saat ini aku cukup bisa menilainya. semua tak berarti apa-apa bagimu, bahkan kebersamaan kita kali ini.Aku mungkin akan tetap bersabar dan menahan sebongkah perasaan kecewa yang kapan saja akan siap meledak. Dan ketika itu terjadi, itulah titik kelelahanku. Di saat itu aku sudah benar-benar lelah menghadapinya. Aku tak akan berkata banyak, sebuah senyum akan terlukis disitu, meski senyumitu hanya sebuah bungkusan dari hati yang kecewa. Dan disaat itu, aku mungkin akan benar-benar melupakan semuanya!

Kamu tahu caraku untuk tetap kuat bertahan ? seperti gambar itu. Di akhir shalatku, ada sebuah doa yang terbesit untukmu. Ketika aku ragu akan komitmen itu, maka aku memohon kepada Tuhan. Karena aku yakin, Dia yang akan lebih kuat menjaganya. Namun, ketika Tuhan tak mau memegangnya, maka aku benar-benar pasrah pada keadaan yang telah ditentukan-Nya. Tapi, untuk memohon kepada-Nya, aku tak pernah lelah. Meski keadaan membuatku tak sanggup lagi mengangkat kepalaku dan kamu pun berlalu dalam sebuah angan yang ku impikan.
Aku tak mau, tapi jika keadaan yang membuatnya? Apa yang harus ku lakukan?
Semua bergantung dari caramu!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar